Ikat matanya dibuka. Mulutnya masih tersekap kain lusuh. Mengendus-endus. Tak tercium bau apapun. Hanya bau keringat tengik pemilik kain lusuh tersebut. Matanya mulai terbuka perlahan-lahan. Melihat ada sesosok bertopeng mengenakan jas coklat ala pejuang Indonesia tahun 45-an. Badannya tegap kekar. Menatap tajam ke arah Gurdi. Menunjukkan seolah-olah dia adalah penguasa yang dapat menentukan hidup matinya Gurdi. Kapanpun dia mau. Tetapi Gurdi tak bergeming. Dia memandangi sekeliling ruangan. Cahaya terang lampu mempermudah pandangannya. Sedikit silau. Berkali-kali dia harus mengedipkan mata.

Suasana hening. Kali ini Gurdi diam terpaku. Hanya hembusan nafas dan detak jantung Gurdi yang terdengar. Raut mukanya tak menunjukkan ketakutan. Gurdi kembali memejamkan matanya. Mengingat-ingat tentang apa yang terjadi pada dirinya. Memikirkan berbagai strategi untuk melakukan tindakan terbaik untuk mengatasi situasinya sekarang.

Tiba-tiba si manusia topeng itu memecah keheningan. Suara jangkrik berdecit tak terdengar lagi.

"Jadi nama kamu Husein. Tinggal di Bandung. Hebat juga kamu bisa membongkar kasus besar para penguasa.'" Ungkap kagum. Bibir kirinya naik ke atas.

Gurdi tersentak kaget. Semenjak masuk divisi rahasia KPK ia tak pernah memberitahu nama aslinya kepada siapapun. Bahkan berkas identitas diri yang ia berikan saat pendaftaran menjadi penyidik KPK adalah berkas palsu. Hasil rekayasa dia bersama temannya sang hacker tanpa nama.

"Berengsek! bagaimana dia tahu siapa diriku sebenarnya?" Keluh Gurdi masih keheranan tak percaya.

"Perkenalkan. Aku adalah Rey. Divisi pengawasan intel Indonesia." Ujarnya. Kali ini ia sedikit tertawa terkekeh-kekeh. Membuat Gurdi ketakutan.

Rey merupakan pimpinan ketiga dari divisi pengawasan intel Indonesia. Tugas utamanya adalah mengawasi para intel Indonesia dan memastikan si intel bertindak sesuai dengan perintah yang diberikan. Oleh karena itu dalam melakukan pekerjaannya, ia senantiasa menculik, membunuh dan melakukan rekayasa sosial untuk mengelabui musuh.

Tugasnya yang paling sulit adalah saat menyelidiki tujuan intel yang bertugas dalam pencairan dana BLBI, dia hampir mati saat berhadapan dengan intel gabungan Cina dan Amerika. Bahkan intel yang dia awasi semuanya tewas setelah dana BLBI dicairkan.


 Bersambung......



0 komentar:

Posting Komentar

 
Aysan © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top