Aysan

Iman, Kepercayaan dan Harapan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
1. Suatu hari, dikala musim kemarau berkepanjangan, seluruh warga desa memutuskan untuk melaksanakan doa bersama meminta hujan diturunkan. Tepat pada hari tersebut, dimana seluruh warga desa berkumpul, ada seorang anak yang datang dengan membawa payung. << Itulah <b>keimanan</b>. Percaya dan berbaik sangka pada sang Pencipta. Percaya bahwa kebutuhan yang kita butuhkan dan keinginan yang kita inginkan adalah yang terbaik buat kita dan sejalan paralel dengan kehendak Ilahi.<br />
<br />
2. Ketika ada seorang ayah yang melemparkan anaknya ke udara, si anak justru tertawa bahagia tanpa ada rasa takut terjatuh. Itu dikarenakan si anak tahu jika ayahnya akan menangkapnya. << Itulah <b>kepercayaan</b>. Sejauh apapun jarak memisahkan, serumit apapun hubungannya, tetap tidak mempermasalahkan karena adanya komitmen kesetiaan dan kepercayaan satu sama lain.<br />
<br />
3. Setiap malam ketika kita ingin tidur, meski tidak ada yang menjamin bahwa kita masih hidup keesokan paginya, kita tetap mengatur alarm agar dapat membangunkan kita pada esok pagi. << Itulah <b>harapan</b>. Tetap berusaha meski tidak ada kepastian bahwa balasan dari usaha kita adalah keberhasilan (yaa kalo ada kepastian kenapa berusaha ckck). Tetap berpegang teguh terhadap pilihan meski ujian hati menerpa.  Tidak takut melangkah maju, apalagi takut mencoba hanya karena pengalaman dan lingkungan diri yang dipenuhi dengan kegagalan.<br />
<br />
<br />
Given this apocalyptic confusion, I make no apology for the fact that I haven't  yet worked  out what I think about  everything that happened. I'm mental  equivalent of dumbstruck: Brainlocked. <br />
So it is easier to agree with Nelson Mandela, it always seems impossible until it is done, but in fact, for now, my situation still seems impossible eventhough it was done. So that the thing I can do now is just believing Allah SWT will help me fully to achieve everything I wish for in my life.</div>

Iman, Kepercayaan dan Harapan

1. Suatu hari, dikala musim kemarau berkepanjangan, seluruh warga desa memutuskan untuk melaksanakan doa bersama meminta hujan diturunkan. ...

Baca selengkapnya »

04.19

Time Paranoia

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
The concept of waiting bewilders me.<br />
There are always deadlines.<br />
There are always ticking clocks.<br />
That is why she ask me to manage my time effectively.<br />
Damn!<br />
She infected me with her time paranoia.<br />
We are all living in each other's paranoia.<br />
I definitely can't argue that.<br />
All in all that is why everyone tries to avoid each other.<br />
That is why I have lacked focus. <br />
My focus is just always to think over and look out of time.<br />
I can't focus on what I am doing.<br />
<br />
<br />
All of a sudden everything is out of order in time to.<br />
The cut and dried, useful things that I struggle is about to run away in vain.<br />
The things I am afraid to happen became reality gradually <br />
It doesn't stand to reason at all.<br />
I feel like a lost cause.<br />
I am ill at ease.<br />
The only thing I look up to is to put up with it, figure it out, or get away from it. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>

Time Paranoia

The concept of waiting bewilders me. There are always deadlines. There are always ticking clocks. That is why she ask me to manage my ti...

Baca selengkapnya »

11.40

The Spark of Innovation

The Spark of Innovation

Everyone is crying out for innovation: new ways, new ideas, new processes, new technologies, and new ventures. Innovation will not come f...

Baca selengkapnya »

14.58

Konsumen Cinta

Konsumen Cinta

Jarak merupakan pertimbangan rasional konsumen. Bagaimana dengan konsumen cinta? Tetapkah jarak sebagai pertimbangan rasional?

Baca selengkapnya »

02.03

Budak Kapitalisme Part 1

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-zS93a8LjDRg/V_TAn-rz-iI/AAAAAAAAA6s/up-05x9z4hEdZ7emHQPe__6n8c2LtT62wCLcB/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://3.bp.blogspot.com/-zS93a8LjDRg/V_TAn-rz-iI/AAAAAAAAA6s/up-05x9z4hEdZ7emHQPe__6n8c2LtT62wCLcB/s320/Untitled.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="_5yl5">Sistem pendidikan terwujud melalui ekperimentasi dan

didorong oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi

sosial, ekonomi, dan politik. Orientasi pendidikan realitasnya

adalah berorientasi pada kebutuhan pasar. Maknanya

adalah para peserta didik dipersiapkan menjadi tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh para perusahaan. Para pekerja

yang memiliki kompetensi yang sesuai kebutuhan

perusahaan. KOMPETENSI PEKERJA dapat terwujud melalui

proses pendidikan yang kini kita kenal dengan standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator untuk

tercapainya kompetensi. Lalu, bagaimana orientasi PARA PELAJAR dan MAHASISWA

INDONESIA pasca LULUS?

Mari tengok catatan sejarah pendidikan Indonesia era

kolonial. Pendidikan tak lain berorintasi pada kebutuhan

perusahaan-perusahaan para penjajah sehingga harga gaji

buruh dapat dengan murah didapatkan melalui negeri

jajahannya. Bagaimana kondisinya dengan saat ini? </span></div>
</div>

Budak Kapitalisme Part 1

Sistem pendidikan terwujud melalui ekperimentasi dan didorong oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi, dan ...

Baca selengkapnya »

02.00

3 Choices at The Same Time

<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">"Everything
that I have now come to me in ways I can't expect"</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perjalanan
waktu memang unik. Keunikannya seringkali menampakkan sesuatu yang unik pula,
tak terduga, juga tak terbayangkan. Begitu pula dengan peristiwa yang baru saja
saya alami. Peristiwa yang terjadi beberapa minggu lalu, saat saya mengurusi
sebuah acara di sebuah desa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hari itu,
Sabtu malam tepatnya, selepas sholat maghrib, saya lihat jam tangan, jarumnya
menunjukkan pukul 18.20. Segera saya bergegas mempersiapkan diri keluar menuju
ke tempat acara.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Saya tidak ingin telat.
Ah, tidak boleh telat lebih tepatnya. Itulah risiko sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">event organizer</i>, yang sudah tentu
bertanggungjawab atas keberlangsungan acara sesuai yang telah direncanakan.
Tidak ada pilihan selain datang lebih awal dibanding lainnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di teras,
saya duduk bersandar sembari memasang sepatu biru abu-abu. Rekan saya yang
lainnya juga ikut duduk, bersiap untuk segera berangkat. Sementara di luar
gemersik dedaunan bergesekan dihembus angin malam khas pedesaan. Senandung
serangga malam mulai terdengar dan mulai ditingkahi suara bising deru motor
yang bersahutan melintas di depan halaman. Tampak seperti biasa. Tidak ada yang
istimewa. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun
tiba-tiba ada yang terlintas sekelebatan di benak pikiran. Saya melupakan
sesuatu. Ya. Saya belum membeli barang yang akan dijadikan sebagai hadiah.
Tidak hanya itu, saya juga belum membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan
saat kuis nanti. Parahnya, saya juga belum tahu barang apa yang layak dibeli. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ah</i> kenapa jadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">riweh</i> seperti ini. Keadaan memang tidak bersahabat. Mau tidak mau
saya dipaksa untuk terlambat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beruntungnya,
saya memiliki rekan sedivisi yang tinggal serumah, juga bisa diharapkan untuk
memudahkan menyelesaikan pekerjaan saya. Sebut saja namanya B. Seorang wanita
yang pemikirannya cukup dewasa, melebihi usianya. Segera saya memintanya untuk
berangkat ke tempat acara bareng saya. Dengan terpaksa pula saya harus menolak
tawaran teman yang mengajak bareng pergi ke tempat acara. Sembari menitipkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">flashdrive</i> dan beberapa pesan penting
terkait acara, saya juga menitipkan permintaan maaf untuk seluruh panitia yang
hadir lebih awal di sana atas keterlambatan saya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa
menit berlalu, si B masih belum siap untuk berangkat. Tidak ada pilihan selain
menungguinya. Mengesalkan memang. Disituasi segenting ini, dia masih bergelut
merias diri. Sesekali saya ingatkan untuk mempercepat, berkali-kali pula ia
hanya meng-iya-kan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali
saya duduk bersandar sambil memikirkan pertanyaan kuis yang akan disampaikan
beserta barang apa yang harus dibeli. Tak lama kemudian, saat saya sedang asyik
berpikir, dia beranjak keluar dari kamarnya. Dengan cekatan mata saya langsung
memandangnya.Tampak jelas sesosok wanita penuh aura kecantikan. Saya terdiam
terperangah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">"<i>Benarkah
dia si B?</i>" gumam saya dalam hati. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya
seperti dihadapkan pada sebuah perahu besar yang mengombang ambingkan jiwa pada
sebuah perjalanan halusinasi tak berujung. Mata saya benar-benar dimanjakan
oleh kilatan aura dan pancaran serpihan kecantikannya, keindahan yang tak
pernah saya temui dalam kondisi kesadaran yang biasa. Menghidupkan kembali
semangat hidup yang telah cukup lama meredup. Lebih dalam lagi saya
memaknainya, waktu dan masa semakin tak diketahui keberadaannya, semuanya
menjadi kacau namun indah. Benih-benih perasaan tumbuh dengan cepatnya, melenakan
jiwa yang terlanjur bergelora. Memalukan sekali. Terjerembab dalam bayangan
gadis yang baru dikenal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya
bergeming. Menghilangkan pikiran yang tak karuan tersebut dalam sekejap.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Saya pandang langit, terlihat bulan dan
bintang-bintang menyaksikan penuh ledekan. Segera saya beranjak dari kursi,
menghampiri motor bebek yang masih kuat meski sudah agak renta. Saya hidupkan
motor. Tanpa dipinta, si A menghampiri dan langsung duduk di belakang. Saya
tarik gas motor, melaju dengan kecepatan normal, yang kemudian menjadi cukup
kencang. Sepanjang perjalanan saya terus menghela diri, berbasa basi meminta
pendapatnya terkait masalah yang saya hadapi dalam urusan acara tersebut. Lupa
jika hawa dingin sedang membabi buta mencoba merasuki tubuh ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setibanya
di tempat acara, baru beberapa langkah kaki dipijakkan, saya kembali dikejutkan
dengan sesuatu yang menakjubkan. Berdiri di hadapan saya seorang gadis, rekan
panitia, yang wajahnya cukup familiar. Degup jantung yang baru saja kembali
normal, kini kembali berdendang-dendang tak karuan. Aliran darah berdesir
cepat, mendinginkan hati. Bibir manisnya ditambah lesung pipi yang begitu
memikat benar-benar menenggelamkan saya dalam lautan samudera khayalan. Entah
kapan dan dimana saya merasa ini bukanlah pertama kali saya menemui gadis itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i>"Inikah gadis impian yang
melebihi kriteria impian saya sendiri?"</i> Kembali saya berbisik dalam hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Meski
wajahnya tak asing, tapi saya belum mengetahui namanya pada saat itu. Oleh
karena itu, sebut saja gadis tersebut dengan sebutan si C. Kejadian yang
benar-benar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">unpredictable</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di tengah
hiruk pikuk acara tersebut, saya berusaha keras menenangkan diri. Menghilangkan
ketiga wanita tersebut dari pikiran yang sedang keletihan me-reka-reka apa
gerangan yang sedang terjadi. Tak henti-hentinya suara-suara di pikiran terus
menerus berteriak. Memaksa hati untuk segera mendeklarasikan rasa ketertarikan
pada ketiga wanita tersebut. Tetapi hati tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Hanya satu diantara ketiga wanita tersebut yang dapat dideklarasikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Alih-alih
menenangkan diri, gelora asmara justru bergejolak makin jadi. Pesona ketiganya
benar-benar menyeret perasaan dalam kondisi diantara keresahan dengan kebahagiaan.
Penuh teka teki.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">How is this possible?</span></i><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
Bagaimana bisa ketiga hal tersebut bisa datang bersamaan? Pikiran saya sungguh
dibingungkan. Terlebih melihat kejadiannya begitu cepat terjadi. Sulit
dilogikakan bahwa kejadian menakjubkan bisa terjadi bersamaan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sejenak
saya merenung. Mengapa begitu mudah tertarik dan jatuh cinta meski baru
mengenal mereka? Apakah ini wajar? Beberapa saat kemudian, saya teringat sebuah
ayat dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu
itu berpasang-pasangan . Dalam firmannya,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan
segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan
kebesaran Allah.”</i> (QS: Adz-Dzariyat, 47-49). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh
karena itu, secara fitrah manusia memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">bukan pada sesama jenis yaa :p</i>) sehingga
ada sesuatu yang amat kuat menarik, dengan dorongan naluriah dan fitrahnya,
seorang pria akan mendekati wanita. Begitu pula dengan diri saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ah</span></i><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, ternyata yang saya lakukan
sejauh ini tidak salah. Toh saya juga berpikir bahwa pada akhirnya tujuan hidup
adalah mencari mati yang baik. Untuk mencari mati yang baik, kita tidak hanya
hidup yang baik, tetapi juga harus bisa menghasilkan generasi yang baik pula.
Generasi yang mampu memberi manfaat pada sesama dan generasi yang baik
dihasilkan dari pasangan yang baik. Oleh karena itu, memilih pasangan yang baik
merupakan sebuah kewajiban. Namun yang jadi pertanyaan, siapakah wanita yang
layak saya dekati? Ketika pertanyaan tersebut terjawab, pertanyaan lainnya akan
muncul ke permukaan. Apakah saya layak mendekati wanita tersebut? Atau
bagaimana jika yang didekati tidak ingin didekati? Pertanyaan sederhana yang
menyakitkan bagi sebagian besar manusia dan cukup rumit untuk dijawab. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebelum
saya jawab, perlu diketahui bahwa agenda hidup yang dipenuhi lika-liku ketidakpastian
ini membuat saya berjuang, berikhtiar maksimal, sementara tanpa keberanian
untuk bertindak, menyatakan cinta, satu hal bisa dipastikan, saya tidak akan
pernah mencapai apa-apa. Coba dulu. Sesuai dengan yang diberitahu hadits qudsi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kerjakan
yang engkau tahu, nanti Allah memberitahu apa yang engkau tidak tahu.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam konteks permasalahan saya
ini, mungkin ada beberapa kata yang diubah agar maknanya bisa sesuai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kerjakan
yang engkau bisa, nanti Allah memberikan kemampuan untuk melakukan hal yang
engkau tidak bisa lakukan.”</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maka dari
itu, apabila saya telah melakukan hal yang bisa saya lakukan (mencintai) namun
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan (cinta saya tidak digubris), itu
bukanlah masalah. Saya bukanlah tipikal orang yang terbelenggu pada kategori
realistis atau tidak menurut rujukan kebanyakan orang. Saya percaya Allah akan
senantiasa membukakan pintu-pintu harapan saat Dia menutup satu pintu di
hadapan kita. Hanya persoalan waktu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span>

</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mendapat
dalil pembenaran dalam mengambil tindakan, pikiran saya kembali menerawang.
Menerobos kehampaan harapan. Mengorek-ngorek ingatan lama demi menjangkau
sebuah jawaban. Berharap mendapat ilham.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nama A
muncul, lalu hilang. Nama B muncul, lalu kemudian nama C. Mereka silih berganti
bermunculan mengisi hati dan pikiran. Terombang ambing di sisi gelap perasaan,
berebut tempat untuk mengapung ke permukaan, semua seperti berharap menjadi
bidikan. Hingga kemudian menjadi perang tanpa bayangan, karena kedudukannya
yang seimbang. Dewan hati dan pikiran yang biasanya begitu mudah bersuara, kini
diam termangu penuh kebisuan memperhatikan. Pikiran para dewan terus berputar,
terus menerus, membentuk tanda tanya besar. Tidak! Lebih tepatnya seperti gelembung
besar yang ditendang kesana kemari. Seolah-olah saya berada di tengah lapangan
sendirian, meringkuh kaku dan diteriaki penonton untuk segera menentukan.
Siapakah yang pantas dideklarasikan?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali
pikiran saya menguras kesadaran, merambat menuju sisi kekosongan untuk
menemukan secuil kesejatian jawaban. Tak lama berselang, rupa-rupanya
kegamangan saya telah berakhir, dengan penuh kesungguhan, saya berhasil
menentukan sebuah metode yang dapat digunakan untuk menentukan siapa yang
pantas dideklarasikan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Metode
ini seringkali saya terapkan, khususnya ketika saya dihadapkan pada banyak
pilihan yang memiliki kedudukan setara. Hasilnya? Alhamdulillah sesuai dengan
yang diharapkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Metode
tersebut didasarkan filosofi makna kata islam dan juga filosofi hidup saya, menyerahkan.
Menyerahkan diri kepada Allah untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian. Tak
hanya diri, tapi seluruh urusan pun saya serahkan kepada-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Cara
kerjanya sederhana, saya memberikan beberapa pilihan, kemudian saya serahkan ke
hukum Allah (Sunnatullah) untuk penentuan pilihan yang tepat. Saya sendiri sering
menyebutnya sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Signs of God</i>.
Karena metode tersebut hanya dapat menghasilkan tanda yang saya anggap
menunjukkan pilihan terbaik dibanding pilihan lainnya. Keputusan untuk memilih
tetap berada di tangan saya. Entah saya mau ikuti atau tidak dari tanda
tersebut. Toh, Allah menciptakan kita sebagai khalifah, iya kan? Memilih
termasuk kegiatan yang semestinya dilakukan oleh khalifah dan merupakan
kebebasan anugerah dari-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mungkin
sebagian dari kalian beranggapan bahwa metode tersebut termasuk perbuatan yang
dilarang, karena cara kerjanya mirip dengan judi (mengadu peruntungan) dan juga
berbau musyrik karena terdapat kemungkinan tanda yang datang bukan berasal dari
Allah SWT.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Is
it truth? It depends on your point of view. Everything we have done for a
reason, right?</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lalu
untuk konteks yang saya hadapi, metodenya adalah siapapun diantara ketiganya
yang mengajak saya berkomunikasi terlebih dahulu tanpa saya memulainya, dialah
yang layak dideklarasikan untuk dipilih. (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Saat
saya memutuskan untuk memilih, bukan berarti saya merasa sok ganteng, sok keren
atau sok-sokan lainnya. Memilih yang saya maksud di sini adalah memilih untuk
mencintai dengan sesungguhnya, bukan untuk memiliki dalam kurun waktu
sementara, baik itu memacarinya atau menikahinya. Bukankah mencintai yang baik
adalah dengan mencintai tanpa pamrih? Tanpa mengharapkan dicintai balik, iya
kan?)</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Awalnya
saya pesimis, tak berkutik, seperti berada dalam kesunyian angan, bahkan muncul
rasa ketakutan kalau tidak ada sama sekali yang mengajak saya berkomunikasi.
Namun saya tetap percayakan semuanya ke sunnatullah. Membiarkannya mengalir
seperti air. Tidak mengabaikan, tidak pula terlalu mengharapkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sementara
itu disaat saya sedang asyiknya melenakan diri dalam kegiatan acara, tiba-tiba
si C menghampiri dan mengajak mengobrol. Jelas saya tidak melewatkan momen
tersebut.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Kaget. Senang. Entah apa
rasanya. Tercampur aduk semuanya. Terlebih kami sempat foto bareng di
tengah-tengah obrolan. Pikiran dan hati kompak menyatakan si C lah yang
dipilihkan Allah untuk saya. Namun disaat bersamaan, disaat sedang
asyik-asyiknya kami mengobrol, tiba-tiba ada pesan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">whatsapp</i> masuk. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Unbeliavable.</i>
Pesan masuk dari si B. Saya jelas terkesiap. Tak siap akan ketidaklumrahan
tersebut. Kembali pikiran dan hati meralat pernyataannya dengan berat hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Satu-satunya
yang saya bisa lakukan saat itu adalah berdamai dengan keadaan. Berpasrah diri.
Sulit berharap tidur tenang malam itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Allah maha baik.”</i> Lirih saya dalam hati sembari menyengirkan
senyuman tulus. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Memang
tidak banyak yang diobrolkan dengan ketiga wanita tersebut pada malam itu,
dikarenakan saya disibukkan mengurusi perubahan acara dan badan saya terlalu
rapuh untuk melanjutkan obrolan sesudah acara, tapi jelas, obrolan itu cukup
bermakna. Merubah alur kehidupan. Tapi sungguh disesalkan, ini pertama kalinya
metode tersebut menghasilkan hasil yang seimbang.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">This is
first time I am out of control.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sangat
ironis. Saya makin kelimpungan. Ingin rasanya menghentikan semua ini sebelum menjadi
lelucon murahan yang sangat layak untuk ditertawakan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">But once
I start it, I can't stop it.</i> Pada akhirnya, saya harus menggunakan metode usang
penuh bau kebusukan, metode perbandingan, tolak ukur yang sangat liar untuk
mendapat jawaban. Maka dari itu, untuk menimbang dengan seimbang, meski itu
hanya sebuah ilusi tak menepi, remang-remang, perlu rasanya untuk
mendeskripsikan ketiga gadis tersebut dari teropong kerdil pandangan kelam yang
saya miliki. Kira-kira deskripsinya seperti ini:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk
gadis yang kedua, saya telah menaruh ketertarikan ketika mendengarkan dia
curhat tentang kehidupannya. Tampak dia sangat bersemangat ketika mampu
mengungguli lawannya yang berasal dari kampus ternama dalam perlombaan karya
tulis ilmiah. Menurutnya, lawan yang dihadapinya sangat sombong karena berasal
dari kampus ternama. Maka tidak mengherankan dia sangat senang mengalahkannya.
Dendam. Ya. Dendam yang dia simpan terhadap lawannya telah sedikit
terlampiaskan. Mungkin dendamnya tersebut dapat saya manfaatkan sebagai
pemantik semangat. Saya harus mengubah semua kekurangan menjadi ajang
pembuktian bahwa saya mampu bangkit dari keterpurukan.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain
itu, saya juga sangat menyukai disaat dia mengajar. Bahasa tubuhnya selalu
condong untuk bergerak maju, kalimat yang keluar dari bibir tipisnya begitu
deras, patah-patah, tapi tegas, menyiratkan karakter penuh kesabaran.
Pemikirannya sangat kuat, tak mudah goyah, bagai paku baja yang kuat menancap.
Seringkali pemikirannya menyelubungi rongga-rongga pemikiran saya. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dia
juga senang menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan. Jika bosan, ia akan
beranjang ke depan, bersendu gurau ke teman segenerasi, bahkan ke orang yang
usianya jauh di bawahnya. Tak ada sekat, tak ada hierarki. Hanya sekali saya
memandang dia melamun, memandang apapun yang terlintas di depan matanya penuh
kesemuan. Entah apa yang dipikirkan.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk
gadis yang terakhir kali saya temui, itu pertama kalinya saya merasa fall in
love at first sight. Saya tidak tahu alasannya apa dan kenapa. Tapi yang jelas,
rasa itu seolah-olah sudah lama terpendam, tersegel rantai memori baru, dan
terlepas ketika menatap wajahnya yang begitu ayu. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak
hanya itu, sejauh ini, saat melihat dia berbicara panjang lebar dengan
kebanggaan, baik itu mengobrol secara langsung face to face ataupun via media
online, diwaktu larutnya malam ataupun teriknya siang, saya merasa ada kesamaan
karakter yang begitu kuat dengan karakter dirinya, tetapi kita memiliki visi
kehidupan yang sangat jauh berbeda. Kesamaan yang saya maksud adalah kita
sering tergesa-gesa dan tanpa pikir panjang alias emosional dalam bertindak
ataupun memutuskan sesuatu. Perselisihan kecil yang saat ini sedang bergejolak
diantara kita pun merupakan akibat dari kesamaan karakter tersebut. Meninggikan
gengsi dan sulit mengalah, bahkan untuk meminta maaf sekalipun. Bagi kita,
minta maaf harganya sangat mahal, jutaan dolar haha.</span></i><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selebihnya,
dia adalah wanita unik kharismatik. Saya benar-benar tak bisa memahami alur
pikirannya. Jelas sangat menarik menjalani hidup dengan wanita seperti dia.
Penuh akan warna kehidupan.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Demikianlah uraian yang penuh
kecerobohan dan kekurangan yang didasarkan atas kedangkalan pikiran. Luar biasa
memang, perbedaan yang Allah tunjukkan antara hamba-hamba-Nya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Although
my situation is complicated enough</span></i><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Masih ada secercah cahaya di
ujung terowongan, masih ada waktu memperbarui rasa syukur di hati, meski hidup
tak selalu sesuai dengan keinginan. Percaya bahwa semua milik Allah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">One thing’s for sure, they are good women
and I want them to have better life. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bersambung...</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">*Dari
berbagai sumber</span></i><br />
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Based on fiction, not real facts</span></i></div>
</div>

3 Choices at The Same Time

"Everything that I have now come to me in ways I can't expect" Perjalanan waktu memang unik. Keunikannya seringkali m...

Baca selengkapnya »

18.04

Thanks for The Memories

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
If you reading this , that means you still love me.<br />
I wish I could be there to congratulate you, but circumtance seem to have prevented it.<br />
I am sure by now, you must be too angry.<br />
I can only assure you that everything that happened to you, everything I done to you, It was all done for a reason.<br />
I know the fallout was unimaginable.<br />
 What come after was worse.<br />
So that, as usual, I act like nothing happened in front of them, your friends.<br />
<br />
It may be too late for me, but not for you.<br />
You may not realize it, but you are very important.<br />
 The other man with good looking and characther outside wait you.<br />
<br />
What we did before it does not matter. Any of it.<br />
What does matter is who we are now and what we do right now.<br />
Because if we do nothing then that means what we did for nothing, and I can't have that!<br />
So, We have to finish what we started.<br />
<br />
Thanks for the memories :D</div>

Thanks for The Memories

If you reading this , that means you still love me. I wish I could be there to congratulate you, but circumtance seem to have prevented it...

Baca selengkapnya »

00.41

Some Useful Links to Improve Your Writing Skill

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
In addition to the general writing skills covered in Week 4, the 
following resources are useful for both learners who are new to academic
 writing and to more experienced writers looking to introduce more 
advanced language and techniques.<br />

<a href="http://learnenglishteens.britishcouncil.org/skills/writing-skills-practice">Writing Skills Practice</a> contains a number of excellent introductory activities for both Academic tasks at B2 level.<br />

Our <a href="http://goo.gl/O5wmaE">Writing for a Purpose</a> academic writing resources and <a href="http://goo.gl/s66Lvw">vocabulary exercises</a> have a large number of activities for advanced learners.<br />

Sample <a href="https://www.ielts.org/about-the-test/%7E/media/BFA3D20CB8EE4C968378DF0AA04519B6.ashx">Task 1</a> and <a href="https://www.ielts.org/about-the-test/%7E/media/74097357DD34434893BD0A9D9AA83410.ashx">Task 2</a> writing questions with <a href="https://www.ielts.org/about-the-test/%7E/media/A95D74D3073148FA9EC6A15BB0177182.ashx">sample answers and examiner comments</a>.<br />

If you’re looking for ideas to practise for Task 2, <a href="http://learning.blogs.nytimes.com/2015/02/05/301-prompts-for-argumentative-writing/?_r=1">301 Prompts for Argumentative Writing</a> is a useful resource from the New York Times.<br />

This British Council <a href="http://takeielts.britishcouncil.org/sites/default/files/IELTS%20writing%20lesson%20plan%203.pdf">worksheet</a> has a range of practice exercises and vocabulary to help you prepare for Task 1.<br />

<a href="http://www.phrasebank.manchester.ac.uk/">The Academic Phrasebank</a>
 from Manchester University is full of useful expressions for describing
 trends, cause and effect, comparing and contrasting and more.<br />

<a href="http://www.victoria.ac.nz/llc/llc_resources/academic-writing/index.html">An Academic Writing Module: Paragraphs</a>
 is a useful resource from Victoria University of Wellington to develop 
skills in paragraphing, topic sentences, coherence and cohesion.<br />
<br />
<br />
By  Futurelearn.com-British Council</div>

Some Useful Links to Improve Your Writing Skill

In addition to the general writing skills covered in Week 4, the following resources are useful for both learners who are new to academic ...

Baca selengkapnya »

08.04

How to Negotiate with A Liar

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span class="null">BROSMIND </span><br />
<br />
<span class="null">Robust social psychology research indicates that
people lie—and lie often. One prominent study found
that people tell, on average, one or two lies every
day. Negotiators are no exception. Judging from
studies done in 1999 and 2005, roughly half of those
making deals will lie when they have a motive and the
opportunity to do so. Typically they see it as a way to gain
the upper hand (although it can actually cause backlash and
prevent the kind of creative problem solving that leads to
win-win deals). Deception is thus one of the intangibles that
negotiators have to prepare for and take steps to prevent.</span><br />
<br />
<span class="null"> Many people assume that the solution is to get better at
detecting deception. There’s a widespread notion that one
can reliably spot a liar through subtle behavioral cues—or
“tells,” in the parlance of poker and other games that involve
bluffing. But the evidence doesn’t support that belief. One
meta-analysis (a study of studies) found that people can
correctly identify whether someone is telling a lie only 54%
of the time—not much better odds than a coin flip. Even the
polygraph—a technology specifically engineered to detect
lies in a controlled setting—is riddled with problems and
comes to the wrong conclusion about a third of the time.
Humans are particularly inept at recognizing lies that are
cloaked in flattery: your boss’s promise that a promotion is
coming any day now; the supplier’s assurance that your
order is his top priority. We’re wired to readily accept
information that conforms to our preexisting assumptions or
hopes. </span><br />
<br />
<span class="null">Is there anything you can do to ensure you’re not duped in a
negotiation? Yes, if you focus on prevention rather than
detection. There are several science-backed strategies that
can help you conduct conversations in a way that makes it
more difficult for your counterpart to lie. Though these
methods aren’t fail-safe, they will leave you better
positioned in your deal making and help you to create
maximum value. </span><br />
<br />
<span class="null">1. Encourage Reciprocity </span><br />
<br />
<span class="null">Humans have a strong inclination to reciprocate disclosure:
When someone shares sensitive information with us, our
instinct is to match their transparency. In fact, simply telling
people that others—even strangers—have divulged secrets
encourages reciprocation. In a series of studies that I
conducted with Alessandro Acquisti and George
Loewenstein, we presented readers of the New York Times
with a list of unethical behaviors, such as making a false
insurance claim and cheating on one’s tax return. People
who were told that “most other participants” had admitted
doing those things were 27% more likely to reveal that they
had done likewise than were people who were told that only
a few others had made such admissions. </span><br />
<br />
<span class="null">Reciprocity is particularly pronounced in face-to-face
interactions. In experiments led separately by Arthur Aron
and Constantine Sedikides, randomly paired participants
who worked their way through a series of questions
designed to elicit mutual self-disclosure were more likely to
become friends than were pairs instructed to simply make
small talk. (One couple assigned to the disclosure exercise
eventually married!) Inducing a close relationship is not the
primary goal of most negotiations, of course. But other
research, by Maurice Schweitzer and Rachel Croson, shows
that people lie less to those they know and trust than they
do to strangers. </span><br />
<br />
<span class="null">A good way to jump-start reciprocity is to be the first to
disclose on an issue of strategic importance (because your
counterpart is likely to share information in the same
category). For example, imagine you are selling a piece of
land. The price it will command depends on how it’s
developed. So you might tell a potential buyer that you want
to sell the land for the best use. This could prompt her to
divulge her plans; at a minimum, you are encouraging a
conversation about interests, which is critical to creating
mutually beneficial deals. This strategy has the added
benefit of letting you frame the negotiation, which can
enhance your chances of finding breakthroughs. </span><br />
<br />
<span class="null">2. Ask the Right Questions </span><br />
<br />
<span class="null">Most people like to think of themselves as honest. Yet many
negotiators guard sensitive information that could
undermine their competitive position. In other words, they lie
by omission, failing to volunteer pertinent facts. For
example, consider an individual who is selling his business
but knows that vital equipment needs replacing—a problem
imperceptible to outsiders. It might seem unethical for him
to withhold that information, but he may feel that by simply
avoiding the topic, he can charge a higher price while still
maintaining his integrity. “If the buyer had asked me, I would
have told the truth!” he might insist. </span><br />
<br />
<span class="null">The risk of not getting the whole story is why it’s so
important to test your negotiating partners with direct
questions. Schweitzer and Croson found that 61% of
negotiators came clean when asked about information that
weakened their bargaining power, compared to 0% of those
not asked. Unfortunately, this tactic can backfire. In the
same experiment, 39% of negotiators who were questioned
about the information ultimately lied. But you can go a long
way toward avoiding that outcome by posing your queries
carefully. Research by Julia Minson, Nicole Ruedy, and
Schweitzer indicates that people are less likely to lie if
questioners make pessimistic assumptions (“This business
will need some new equipment soon, right?”) rather than
optimistic ones (“The equipment is in good order, right?”). It
seems to be easier for people to lie by affirming an untrue
statement than by negating a true statement. </span><br />
<br />
<span class="null">3. Watch for Dodging </span><br />
<br />
<span class="null">Savvy counterparts often get around direct questions by
answering not what they were asked but what they wish
they’d been asked. And, unfortunately, we are not naturally
gifted at detecting this sort of evasiveness. As Todd Rogers
and Michael Norton have found , listeners usually don’t
notice dodges, often because they’ve forgotten what they
originally asked. In fact, the researchers discovered that
people are more impressed by eloquent sidestepping than
by answers that are relevant but inarticulate.</span><br />
<br />
<span class="null">Dodge detection is improved, however, when listeners are
prompted to remember the question—for example, when it is
visible as the speaker replies. In a negotiation, therefore, it’s
a good idea to come to the table with a list of questions,
leaving space to jot down your counterpart’s answers. Take
time after each response to consider whether it actually
provided the information you sought. Only when the answer
to that question is “yes” should you move on to the next
issue. </span><br />
<br />
<span class="null">4. Don’t Dwell on Confidentiality </span><br />
<br />
<span class="null">Research shows that when we work to assure others that
we’ll maintain their privacy and confidentiality, we may
actually raise their suspicions, causing them to clam up and
share less. As early as the 1970s, the National Research
Council documented this paradox with potential survey
participants: The greater the promises of protection, the less
willing people were to respond. This relationship holds up in
experimental research. In studies conducted by Eleanor
Singer, Hans-Jürgen Hippler, and Norbert Schwarz, for
example, fewer than half of the people who received a
strong confidentiality assurance agreed to complete an
innocuous survey, whereas about 75% of those given no
such assurance agreed to do so.</span><br />
<br />
<span class="null">My colleagues and I have discovered that strong privacy
protections can also increase lying. In addition, we’ve found
that when questions are posed in a casual tone rather than
a formal one, people are more likely to divulge sensitive
information. Imagine you are negotiating a job offer with a
prospective employee and would like to assess the strength
of her other options: Does she have competitive offers?
She’s likely to be more forthcoming if you avoid or at least
minimize confidentiality assurances and instead
nonchalantly broach the topic: “We all know there are tons
of great firms out there. Any chance you might be
considering other places?” Of course, you should still
properly protect any confidential information you receive,
but there’s no reason to announce that unless asked. </span><br />
<br />
<span class="null">5. Cultivate Leaks </span><br />
<br />
<span class="null">People inadvertently leak information in all kinds of ways,
including in their own questions. For example, suppose you
are in charge of procurement for a firm and you’re about to
sign a contract with a supplier who has promised to deliver
goods within six months. Before signing, he asks you what
happens in the event of late delivery. The question could be
innocent, but it might also signal his worries about meeting
the schedule. So you need to pay attention. </span><br />
<br />
<span class="null">When people leak mindlessly, the information tends to be
accurate. Astute negotiators realize that valuable knowledge
can be gleaned simply by listening to everything their
counterparts say, even seemingly extraneous or throwaway
comments—in the same way that interrogators look for
statements from criminal suspects that include facts not
known to the public. </span><br />
<br />
<span class="null">Even if your counterpart is determined to withhold
information, you can still encourage leakage. In a series of
experiments, my collaborators and I found that people are
much more likely to let slip information about their
engagement in sensitive behaviors than they are to explicitly
divulge it. In one study , we probed New York Times readers
about matters such as lying about their income. We directly
asked people in one group if they had ever engaged in
specific activities. We took an indirect approach with the
other group, asking participants to rate the ethicality of
various behaviors using one of two scales—one scale if they
themselves had engaged in the behavior and a different
scale if they had not. Participants in the latter group were
roughly 1.5 times likelier to admit (tacitly) to bad behavior
than were people asked point-blank about their conduct. </span><br />
<br />
<span class="null">In a negotiation, you might use similarly indirect tactics to
glean information. For example, give your counterpart a
choice of two different offer packages—two possible ways
of dividing the spoils—both of which would be acceptable to
you. If she expresses a preference for one over the other,
she is leaking information about her priorities and giving
you insight into her relative valuation of the issues up for
negotiation. </span><br />
<br />
<span class="null"> Here’s one more strategy that might encourage your
counterpart to inadvertently show her hand: Request
contingency clauses that attach financial consequences to
her claims. If she balks at agreeing to them, it may be
because she’s lying. At a minimum, such a reaction should
prompt you to probe further. Suppose, for example, that
your business is negotiating the acquisition of a small start-
up. Your counterpart gives you sales projections that strike
you as optimistic or even impossible. You could propose a
contingency clause that would tie the acquisition price to the
sales level achieved. That would motivate your counterpart
to provide realistic sales projections, and it would protect
you if she’s wrong. </span><br />
<br />
<span class="null">Lying surrounds us—and can be a real impediment to the
creation of value in negotiation. The good news is that
deploying science-backed strategies can go a long way
toward bringing out the best in negotiations—and in the
parties involved.</span><br />
<br />
<span class="null">By Leslie K. John: Havard Bussiness Review </span></div>

How to Negotiate with A Liar

BROSMIND Robust social psychology research indicates that people lie—and lie often. One prominent study found that people tell, on avera...

Baca selengkapnya »

08.01

Can you love me again?

Can you love me again?

Don't you know? Loving every minute 'cause you make me feel so alive. So, can you love me again? I am absolutely ready to start ...

Baca selengkapnya »

07.09

Mengembalikan Peran Perbankan Syariah dalam Keuangan Inklusif melalui Program LAKU PANDAI

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif";">Oleh<span style="font-family: "times new roman" , "serif";">:</span></span><br />
<span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Nurhasanudin, Student of Sharia Banking, Islamic Economic, UIN Jakarta</span></span></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">BAB I</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1.1 Latar Belakang</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagian
besar masyarakat di dunia, khususnya kelompok miskin dan rentan, tidak memiliki
akses terhadap layanan keuangan <i>(financial services)</i>. Sebanyak 2,7
milyar penduduk dunia tidak memiliki akses kredit, asuransi, dan tabungan (CGAP
dan Bank Dunia, 2010). Di Indonesia, menurut Bank Dunia (2010) secara nasional
akses ke sistem keuangan formal hanya menjangkau sekitar 52% dari total jumlah
penduduk. Di sisi lain, terdapat 31% penduduk mengakses keuangan informal dan 17%
penduduk yang mengalami keuangan eksklusif (tidak mengakses sistem keuangan).
Masih menurut Bank Dunia (2010), sebanyak 50% penabung menyimpan uangnya di sektor
keuangan formal bank, sedangkan 18% penabung menyimpan di sektor informal
seperti arisan, klub tabungan, dan kelompok dana bergulir, sementara 32%
lainnya tidak memiliki tabungan. Dalam hal pinjaman, sebanyak 33% masyarakat
cenderung memilih menggunakan sektor keuangan informal, seperti teman,
keluarga, tetangga, majikan dan rentenir dibandingkan dengan sektor keuangan
formal, yakni sebesar 17%. Ironisnya, sekitar 40% penduduk tidak memiliki akses
terhadap produk dan jasa keuangan baik formal maupun informal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
beberapa faktor yang menghambat akses masyarakat terhadap sektor keuangan
formal. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu
dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dari sisi permintaan, akses
masyarakat menjadi terhambat karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian
masyarakat terhadap jasa keuangan, rendahnya pendapatan, tidak adanya jaminan
dan sosial inklusif. Dari sisi penawaran, beberapa faktor yang seringkali
membuat masyarakat tidak dapat mengakses sektor keuangan formal diantaranya
jauhnya jarak cabang bank dengan tempat tinggal, prosedur yang rumit,
ketidaksesuaian produk keuangan dengan kebutuhan, bahasa yang kurang
dimengerti, perilaku pegawai, dan waktu operasi dari bank yang kaku. Maka dari
itu, keuangan inklusif menjadi penting dan mendesak karena masih banyaknya
jumlah penduduk dunia dan Indonesia yang belum memiliki akses ke sektor
keuangan formal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan
inklusif sendiri merupakan sebuah konsep penting yang diperoleh sejak awal
2000-an, telah menjadi tujuan utama dalam pengembangan ekonomi bagi banyak
pemerintah dan bank sentral di negara berkembang. Konsep awalnya sering disebut
sebagai penyediaan layanan keuangan untuk segmen masyarakat berpenghasilan
rendah dengan biaya terjangkau. Selama beberapa dekade terakhir, konsep inklusi
keuangan telah berkembang menjadi empat dimensi: kemudahan mengakses layanan
keuangan untuk semua rumah tangga dan perusahaan di seluruh daerah, lembaga layanan
yang dipandu oleh peraturan dan pengawasan berdasarkan prinsip kehati-hatian,
keuangan dan keberlanjutan kelembagaan lembaga keuangan, dan persaingan antara
penyedia layanan jasa keuangan untuk menawarkan alternatif produk dan jasa kepada
pelanggan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan
inklusif adalah seluruh upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan
yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam
memanfaatkan layanan jasa keuangan. (BI) Keuangan inklusif dianggap mempunyai
peran penting dalam mengurangi kemiskinan, kesenjangan ekonomi dan sosial,
meningkatkan kemakmuran bersama, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Secara
tradisional, masuknya keuangan ekonomi diukur dengan proporsi penduduk yang dapat
dijangkau oleh cabang-cabang bank umum dan ATM, ukuran banyak sedikitnya
simpanan dana deposito dan pinjaman yang dibuat oleh rumah tangga
berpenghasilan rendah dan pelaku Usaha Kecil Menengah Mikro. Namun,
ketersediaan layanan keuangan mungkin tidak sama degan inklusi keuangan, karena
masyarakat mungkin secara sukarela mengecualikan diri dari jasa keuangan untuk
alasan agama atau budaya, meskipun mereka memiliki akses dan mampu layanan
(Beck dan Demirguc-Kunt 2008).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan
inklusif telah menjadi agenda penting di tingkat internasional maupun nasional.
Ditingkat internasional, <i>financial inclusion </i>telah dibahas dalam forum
G20, OECD, AFI, APEC dan ASEAN. Dalam beberapa tahun terakhir, sedikitnya 50
negara, secara resmi telah menetapkan target dan tujuan dalam pelaksanaan
keuangan inklusif. Sedangkan di tingkat nasional, komitmen pemerintah telah
disampaikan Presiden RI dalam <i>Chairman Statement </i>pada ASEAN Summit 2011
dan komitmen untuk memiliki Strategi Nasional Keuangan Inklusif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain
itu, ditahun 2015 lalu, pemerintah yang diwakili oleh Otoritas Jasa Keuangan
menggulirkan program <i style="mso-bidi-font-style: normal;">branchless system</i>
dengan nama Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU
PANDAI), yaitu kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga (agen) dan menggunakan sarana
teknologi seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mobile based</i> maupun
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">web based</i> dalam rangka keuangan
inklusif (BI). Sedangkan bila mengacu pada definisi menurut OJK, Laku Pandai (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">branchless system</i>) adalah kegiatan
menyediakan layanan perbankan dan atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan
tidak melalui jaringan kantor, namun melalui kerjasama dengan pihak lain dan
perlu didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Program
Laku Pandai yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan didasarkan atas keberadaan
industri perbankan di Indonesia yang sudah ada sejak lama, yaitu dimulai ketika
pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank pertama di Nusantara, dan menjadi
cikal bakal perbankan nasional. Selama ratusan tahun keberadaan bank dan juga
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah
250 juta jiwa, ternyata masih banyak populasi yang tidak memiliki akses ke
layananan perbankan. Hal ini dibuktikan dengan adanya jumlah pemilik
rekening<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>di bank yang hanya mencapai
sekitar 60 juta rekening saja. Kondisi ini tentu disebabkan Indonesia memiliki
indeks keuangan inklusif atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">financial
inclusion</i> yang cukup rendah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perbankan
syariah yang sedang berkembang dengan pesatnya di Indonesia dianggap mempunyai
peran penting dalam program Laku Pandai. Seperti yang sudah diulas sebelumnya,
bahwa menyediakan akses layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah tidaklah cukup untuk mencapai tujuan sesungguhnya dari
program Laku Pandai itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan banyaknya masyarakat
Indonesia yang mengecualikan dirinya dari layanan dan jasa produk keuangan
dikarenakan tidak sesuai dengan agama dan budaya yang masih melekat dengan
erat. Padahal mereka mampu menjangkau layanan jasa keuangan dengan mudah. Maka
dari itu, layanan jasa dan produk-produk perbankan syariah diharapkan menjadi
alternatif atau bahkan menjadi pilihan utama yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat yang belum dapat disediakan oleh perbankan konvensional yang
terlebih dahulu berkecimpung di program Laku Pandai.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">BAB II</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Pembahasan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.1. Keuangan
Inklusif Syariah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan Inklusif Syariah merupakan
tampilan pertemuan antara dua sektor yang sedang berkembang pesat: Keuangan
Mikro dan Keuangan Syariah. Dengan memperkirakan sekitar 700 juta Muslim hidup
dengan penghasilan kurang dari $2 per hari (Obaidullah dan Tariqullay 2008),
menemukan model keuangan yang inklusif, berkelanjutan, dan sesuai dengan
prinsip syariah bisa menjadi kunci untuk menyediakan akses keuangan kepada
jutaan Muslim yang berekonomi rendah yang berusaha untuk menghindari
produk-produk keuangan konvensional yang tidak sesuai dengan syariah ( hukum
Islam). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Efforts to
increase financial inclusion in jurisdictions with Muslim populations thus
require sustainable mechanisms to provide Shari‘a-compliant financial services
to all residents, especially the Muslim poor, estimated at around 700 million
people who are living on less than $2 per day. One obstacle is the lack of
transparency and the absence of a broadly accepted standardized process for
assessing the compliance of financial institutions with Shari‘a guidelines,
which makes it difficult for many individuals to distinguish between financial
institutions that are operating based on Shari‘a specifications and
institutions that are not. Another difficulty has been the lack of information
and training on Islamic finance. For example, only about 48 percent of adults
in Algeria, Egypt, Morocco, Tunisia, and the Republic of Yemen have heard about
Islamic banks. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Finally, in
their infancy and smaller in scale, Islamic financial products tend to be more
expensive than their conventional</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Sabon-Roman; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Sabon-Roman;"> </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">counterparts,
reducing their attractiveness (Demirgüç-Kunt, Klapper, and Randall,
forthcoming).</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meskipun demikian, keuangan syariah
adalah industri yang sedang berkembang pesat dengan lebih dari 1.000 lembaga
keuangan syariah dan gabungan aset lebih dari $1.300.000.000.000 (Reuters
2013). Pengembangan keuangan mikro berbasis syariah sedikit lebih produktif. Sejak tahun 2006,<br />
jumlah lembaga penyedia layanan keuangan yang menawarkan produk keuangan mikro
syariah telah mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat dan terdapat
peningkatan sebanyak empat kali lipat jumlah muslim berekonomi rendah yang
menggunakan produk berbasis syariah (diperkirakan 1,28 juta) dalam beberapa
tahun terakhir (El-Zoghbi dan Tarazi 2013). Namun, total dari seluruh jumlah
pengguna layanan keuangan mikro syariah hanya mewakili kurang dari 1 persen dari
total jumlah pengguna layanan keuangan mikro konvensional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka dari itu, keuangan syariah
ditantang kemampuannya dalam sektor keuangan mikro untuk menyediakan layanan
dan jasa produk keuangan mikro berbasis syariah yang berkelanjutan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat berekonomi rendah. Sistem keuangan yang baru lahir
tersebut harus terus berjuang untuk menemukan model bisnis yang berkelanjutan
dengan ruang lingkup produk yang lebih luas dan dapat memenuhi kebutuhan
keuangan masyarakat dengan latarbelakang agama dan budaya yang beragam,
khususnya bagi umat Islam dengan tingkat ekonomi rendah. Dengan tetap
berprinsip bahwa layanan jasa dan produk keuangan syariah<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>merupakan dorongan dari penciptaan kekayaan
untuk meminimalisir kesenjangan ekonomi dan sosial melalui investasi modal
dalam kegiatan usaha yang mengharuskan adanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">profit-loss sharing</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan inklusif syariah juga
mengemban misi pengentasan kemiskinan bagi umat Islam di dunia, khususnya di
Indonesia. Mengentaskan kemiskinan bagi umat Islam artinya juga menurunkan
secara signifikan tingkat kemiskinan di Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan inklusif syariah secara
filosofis sejalan dengan semangat keuangan  syariah. Sudah selayaknya jika
perbankan turut andil dalam menjaring lembaga-lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan untuk sama-sama mengembangkan kegiatan ekonomi dalam rangka
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi syariah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ke depan, </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">lembaga
perbankan syariah nantinya diharapkan dapat </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">turut </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah-daerah terpencil, perbatasan
atau pedesaan. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui program Laku Pandai
dari perbankan </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">syariah</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> masyarakat
akan semakin mudah mendapatkan </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">informasi
dan </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">akses. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Demikian pula perbankan syariah akan semakin mudah memahami kebutuhan
masyarakat </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">di daerah-daerah terpencil, perbatasan atau pedesaan </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sehingga dapat mendesain produk keuangan syariah yang sesuai dengan</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> standar</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">kemampuan
masyarakat pedesaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, keuangan inklusif
berbasis syariah menjadi perhatian cukup penting bagi pemerintah, lembaga
penyedia jasa keuangan, dan pemangku kepentingan keuangan inklusif lainnya di
seluruh dunia, khususnya di Indonesia. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -28.4pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.2.
Peran Perbankan Syariah dalam Keuangan Inklusif</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran
perbankan syariah dalam keuangan inklusif adalah sebagai perantara keuangan
yang memberdayakan masyarakat kecil melalui layanan jasa dan produk dengan
prinsip <i style="mso-bidi-font-style: normal;">partnership</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">profit-loss sharing</i> yang mudah dijangkau
(murah, mudah, cepat, efisien, sederhana dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat).
Hal tersebut sesuai karakter perbankan syariah yang memang sedari awal sudah
harus inklusif. Perbankan syariah juga harus mampu memaksimalkan perannya dalam
keuangan inklusif dengan mengeluarkan mengeluarkan produk tabungan yang ramah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yang umumnya mayoritas berada </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">di daerah-daerah
terpencil, perbatasan atau pedesaan. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">D</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ana
yang dipinjamkan bisa </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">di</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sesuai</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">kan</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> kebutuhan dan kemampuan mereka
dalam membayar. Selain dapat mengenalkan produk bank syariah kepada masyarakat,
bank syariah juga akan membantu dalam perkembangan perekonomian masyarakat di
daerah-daerah terpencil, perbatasan atau pedesaan sehingga kesenjangan ekonomi
dan sosial akan terkikis dengan sendirinya. Selain itu, perbankan syariah
sebagai lembaga keuangan berperan utama dalam hal membangun kepercayaan
masyarakat akan jaminan layanan dan produk keuangan syariah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keberadaan
perbankan syariah juga harus menjadi lembaga yang mampu menginsyafkan para
rentenir dan harus mampu menghindarkan masyarakat dari berbagai produk yang
tidak sesuai syariah. Hal ini penting, terlebih perbankan konvensional lebih
dulu menyelami program Laku Pandai ini, sehingga banyak masyarakat muslim yang
kembali terjebak menggunakan produk dan jasa keuangan berbasis bunga yang tidak
syariah. Terbebas dari rentenir, mereka masuk ke jurang perbankan konvensional.
Ibarat keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3. Peluang Perbankan
Syariah dalam Program Laku Pandai</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemampuan
bertahan perbankan syariah dalam menghadapi instabilitas ekonomi, seperti pada
krisis ekonomi tahun 1998, krisis ekonomi global<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>tahun 2008 dan krisis ekonomi yang melanda
Eropa pada tahun 2011 silam merupakan modal utama dalam menginklusifkan
perannya dalam program Laku Pandai.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Secara
demografis, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,
yakni 87,18% dari total jumlah penduduknya beragama Islam (BPS, 2010). Dari
mayoritas penduduk muslim tersebut, disinyalir merupakan penyumbang angka <i>unbanked</i>
yang besar di Indonesia. Jelas hal tersebut menguntungkan bagi perbankan
syariah jika mampu memaksimalkan strategi bisnis mereka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perbankan
syariah sebenarnya memiliki ‘potensi aset’ yang baik untuk meningkatkan daya
saingnya dalam program Laku Pandai ini, yaitu karakteristik produknya yang
dirancang lebih syar’i bagi umat Islam. Apabila produk-produk perbankan syariah
dikelola dan dioperasikan dengan baik serta tempat pelayanan mudah dijangkau
oleh nasabah, bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim akan
dengan suka rela beralih ke perbankan syariah. Kehadiran program Laku Pandai
bisa digunakan sebagai strategi untuk mengatasi kelemahan infrastruktur perbankan
syariah. Dengan program Laku Pandai, perbankan syariah dapat memperluas pasar
tanpa harus investasi besar-besaran untuk membuka cabang atau memasang ATM
baru. Ditambah lagi teknologi yang dimiliki oleh perbankan syariah dinilai
sudah cukup mumpuni dengan daya guna tinggi yang dapat menunjang kebutuhan
operasionalnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keseriusan
dukungan pemerintah melalui Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang terhadap
perbankan syariah dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi nilai tambah untuk
memperbesar peluang perbankan syariah dalam melebarkan sayap bisnisnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selaku
regulator, Pemerintah (BI dan OJK) memberikan perhatian yang serius dan
bersungguh-sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini
dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah akan membawa maslahat bagi keuangan
inklusif untuk peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.4. Kendala Program Laku
Pandai bagi Perbankan Syariah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">       
</span></span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Minimnya Infrastruktur dan Jaringan Informasi
Penunjang</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wilayah
operasional Laku Pandai yang sebagian besar memiliki topografi yang terdiri
atas banyak pegunungan, perbukitan dan sungai serta kurangnya dan belum
maksimalnya infrastruktur pendukung penyelenggaraan seperti listrik, BTS, jalan
raya yang merata, transportasi, dan teknologi informasi di daerah juga menjadi
kendala utama yang menyulitkan perbankan syariah dalam memaksimalkan kegiatan
usahanya. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
kegiatan operasionalnya, seperti penyuluhan, pelatihan, melakukan pendampingan
agen, dan juga menghimpun dana atau memberikan pembiayaan kepada nasabah
melalui agen yang didukung kantor cabang di daerah setempat, perbankan syariah
memerlukan infrastruktur yang memadai agar pelayanan yang diberikan lebih
terjamin dan sesuai dengan yang direncanakan.<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>Selain itu, dalam mengoptimalkan program Laku Pandai, perbankan syariah menggunakan
teknologi informasi sebagai inti pelayanannya. Oleh karena itu, apabila
infrastruktur<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>jaringan komunikasi di
wilayah pedesaan belum memadai, maka perbankan syariah tidak mampu menjalankan
program Laku Pandai dengan optimal.</span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">       
</span></span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Minimnya Agen yang Berminat </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Program
inisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang keluar sejak Maret 2015 lalu
nyatanya kurang minat, utamanya dalam menarik minat orang jadi agen yang acap
disebut agen <i style="mso-bidi-font-style: normal;">branchless banking</i> ini.
Masyarakat yang berminat turut serta menjadi agen program Laku Pandai masih
jauh dari yang diharapkan. Hingga kini, bank-bank syariah, bahkan bank-bank
konvensional masih kesulitan mencari agen-agen untuk menjangkau masyarakat
pelosok yang selama ini belum terjangkau layanan keuangan. Menurut Santoso,
kendala tersebut terletak pada lokasi agen yang jauh dari jangkauan kantor
cabang sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">service point</i>
pendukung.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">       
</span></span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rendahnya Tingkat Pemahaman Agen dan Masyarakat
Tentang Perbankan Syariah</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">T</span><span lang="SV" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ingkat pemahaman masyarakat</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, khususnya di
daerah</span><span lang="SV" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> mengenai perbankan syariah
masih tergolong rendah. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Layanan produk dan jasa keuangan
perbankan syariah dalam program Laku Pandai yang lebih rumit dibandingkan
dengan perbankan konvensional</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">serta
d</span><span lang="SV" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">engan masih terbatasnya </span><span lang="DE" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">pemahaman masyarakat</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, agen Laku Pandai,
bahkan Sumber Daya Manusia perbankan syariah itu sendiri</span><span lang="DE" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> mengenai kegiatan usaha jasa keuangan perbankan syariah,
menyebabkan banyak masyarakat yang memiliki persepsi yang kurang tepat mengenai
operasional bank syariah. Mereka mengatakan </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">bank syariah hanya sekedar perbankan konvensional yang
ditambah label syariah dan beranggapan bahwa dengan tidak dijalankannya sistem
bunga, bank syariah tidak akan memperoleh pendapatan. </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hal
tersebut dikarenakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gap</i> yang
membedakan layanan dan produk perbankan syariah dengan layanan dan produk
perbankan konvensional semakin lama semakin terkikis, sehingga perbankan
syariah semakin menyerupai perbankan konvensional. </span><span lang="PT-BR" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Konsekuensinya adalah bank syariah akan sulit untuk</span><span lang="PT-BR" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">memaksimalkan
peluang bisnisnya. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">       
</span></span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Regulasi yang Menyulitkan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bank-bank
syariah yang dapat menjadi penyelenggara Laku Pandai harus memenuhi
syarat-syarat yang umum seperti berbadan hukum Indonesia, memiliki profil
risiko sesuai yang dipersyaratkan, memiliki jaringan kantor di wilayah
Indonesia timur dan Nusa Tenggara Timur, memiliki produk dan aktivitas sms <i style="mso-bidi-font-style: normal;">banking/mobile banking</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">internet banking/host to host</i>, dan sudah
memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, Otoritas Jasa
Keuangan juga mengeluarkan aturan yang mengharuskan kawasan tinggal agen Laku
Pandai harus terdapat kantor cabang bank syariah. Peraturan tersebut tentu
sangat memberatkan perbankan syariah. Hal tersebut dikarenakan aset
infrastruktur yang dimiliki perbankan syariah masih kurang memadai serta
minimnya modal perbankan syariah untuk melakukan ekspansi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span>

<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.6. Strategi Perbankan
Syariah dalam Program Laku Pandai</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlu
diketahui bahwa keberhasilan perbankan syariah dalam menyediakan akses layanan
jasa dan produk keuangan syariah yang dapat dijangkau oleh masyarakat desa
berekonomi rendah tidak serta merta membuat masyarakat tetap terus menggunakan
layanan jasa dan produk keuangan yang diberikan. Perbankan syariah harus
menyediakan pilihan layanan yang khas dan senantiasa dipilih dan dapat
memuaskan masyarakat ditengah gencarnya inovasi layanan perbankan konvensional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka
dari itu, strategi yang perlu dijalankan oleh bank syariah adalah bagaimana
bisa merekrut, melatih dan mendayagunakan agen-agen Laku Pandai yang handal,
terutama untuk lokasi-lokasi potensial yang belum terjangkau oleh bank konvensional.
Banyak komunitas-komunitas potensial yang bisa digarap oleh bank syariah,
seperti pondok-pondok pesantren, sekolah-sekolah Islam terpadu,
komunitas-komunitas masjid, dan sebagainya. Maka, bank syariah harus
mengedukasi, memberikan pelatihan dan melakukan pendampingan langsung terhadap
agen-agen Laku Pandai perbankan syariah. Mengedukasi masyarakat terkait layanan
jasa dan produk keuangan tidak kalah penting untuk dilakukan oleh perbankan
syariah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
menanamkan cengkraman bisnisnya, perbankan syariah harus mempunyai perbedaan layanan
jasa dan produk yang sangat jelas dibanding dengan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>perbankan konvensional dan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>rentenir (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">shadow
banking)</i> sebagai kompetitor mereka. Upaya yang harus dilakukan adalah
dengan memaksimalkan produk pembiayaannya melalui skema mudharabah, musyarakah
ataupun memberikan pinjaman dana atau bantuan sosial ekonomi cuma-cuma dengan
memberikan zakat, sedekah ataupun qardhul hasan . Ini dikarenakan peran sosial
yang melekat di perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang dianggap mampu
memberikan akses layanan keuangan kepada masyarakat pelosok atau berekonomi
lemah untuk meningkatkan produktivitas mereka dalam berekonomi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selama
ini masyarakat desa atau berekonomi lemah memiliki masalah yang sudah mendera
dari waktu ke waktu. Mereka kesulitan mendapatkan dana pinjaman untuk keperluan
usaha dari lembaga keuangan dikarenakan sulitnya persyaratan yang diterapkan
oleh pihak lembaga keuangan, khususnya persyaratan terkait jaminan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">collateral</i>), sehingga mereka tidak
mempunyai pilihan lain selain meminjam dana dari para rentenir. Ditambah lagi
kemudahan persyaratan yang diberikan, membuat masyarakat lebih memilih meminjam
dari rentenir meski dengan bunga yang lebih tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, perbankan syariah harus menyediakan produk dan plafon pembiayaan
yang sederhana, dapat dijangkau, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan saat ini. Inovasi dan
efisiensi terhadap produk pembiayaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan
oleh perbankan syariah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun,
strategi tersebut tidak akan optimal apabila masyarakat yang menjadi segmen
pasar perbankan syariah masih belum memahami layanan jasa dan produk perbankan
syariah. Maka, strategi utama yang harus diimplementasikan oleh perbankan
syariah untuk memaksimalkan perannya dalam keuangan inklusif melalui program Laku
Pandai adalah dengan melakukan edukasi dan kampanye nasional<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>terkait keuangan syariah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perbankan
syariah perlu menyusun materi Literasi Keuangan syariah  yang mencakup
seluruh sektor jasa keuangan syariah  untuk setiap jenjang pendidikan
formal, komunitas, profesi, para ulama, ustadz, ormas Islam, pesantren, majlis
ta’lim dan para pelaku usaha menengah kecil mikro di daerah guna meningkatkan
pengetahuan dan keyakinan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah, produk
dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan resiko, hak dan kewajiban
terkait produk dan jasa keuangan syariah, serta keterampilan dalam menggunakan
produk dan jasa keuangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB
III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penutup</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: 21.3pt; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.1<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">   
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keuangan
inklusif adalah seluruh upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan
yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam
memanfaatkan layanan jasa keuangan. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
Indonesia, untuk mewujudkan keuangan inklusif, Otoritas Jasa Keuangan
menginisiasikan program branchless system yang dinamai Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI), yaitu kegiatan layanan
jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan melalui kerjasama dengan
pihak ketiga (agen) dan menggunakan sarana teknologi seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mobile based</i> maupun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">web based</i> dalam rangka keuangan inklusif. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran
perbankan syariah dalam keuangan inklusif adalah sebagai perantara keuangan yang
memberdayakan masyarakat kecil melalui layanan jasa dan produk dengan prinsip <i style="mso-bidi-font-style: normal;">partnership</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">profit-loss sharing</i> yang mudah dijangkau (murah, mudah, cepat,
efisien, sederhana dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat). Hal tersebut sesuai
karakter perbankan syariah yang memang sedari awal sudah harus inklusif.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun
dalam implementasinya, perbankan syariah harus bekerja keras untuk menghadapi
berbagai kendala dan resiko yang muncul dari keikutsertaannya dalam program
Laku Pandai</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3.2<span style="mso-spacerun: yes;"> 
</span>Daftar Pustaka</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Andriansyah, Yuli. 2009. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan Kontribusinya bagi
Pembangunan Nasional. </i>Yogyakarta: La_Riba Jurnal Ekonomi Islam</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank
Indonesia 2014. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Buku Saku Keuangan
Inklusif</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">El-Zoghbi, Mayada dan Kaylene Alvarez. 2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Understanding Costs and Sustainability of
Sharia-Compliant Microfinance Products.</i> Washington, DC: CGAP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">El- Zoghbi, Mayada dan Michael Tarazi. 2013. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Trends in Sharia-Compliant Financial
Inclusion. </i>Washington, DC: CGAP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Global Financial Development Report 2014. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Financial Inclusion</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Haryanto, Joko Tri. 2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mewujudkan APBN yang Inklusif. </i>Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kasmiati dan Yesi Hendriani Supartoyo. 2013. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Branchless Banking Mewujudkan Keuangan
Inklusif Sebagai Alternatif Solusi Inovatif Menanggulangi Kemiskinan</i>.
Bogor: Institut Pertanian Bogor</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lyman, Timothy <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dkk.
</i>2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Inclusive Finance and Shadow
Banking: Worlds Apart or Worlds Converging?. </i>Washington, DC: CGAP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">MIFC
Insight<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Report Financial Inclusion.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Enhancing Financila Inclusion Through
Islamic Finance.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mohieldin,
Mahmoud <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dkk</i>.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> 2012. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">The Role of Islamic Finance in Enhancing Financial Inclusion in
Organization of Islamic</span> <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Cooperation
(OIC) Countries.</span></i><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"> Doha:
Islamic Economies Studies</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Naceur,
Sami Ben <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dkk</i>. 2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Can Islamic Banking Increase Financial
Inclusion?. </i>IMF Working Paper</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pickens, Mark <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dkk</i>.
2009. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Scenarios for Branchless Banking in
2020. </i>Washington, DC: CGAP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Rakhmindyarto dan Syaifullah. 2013. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keuangan Inklusif dan Pengentasan Kemiskinan.
</i>Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sari,
Putrina Sari. <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Strategi Pembiayaan Perbankan Syariah dalam Mendukung Keuangan Inklusif
Bagi Sektor Mikro Melalui Pendekatan ANP</span></i><span style="mso-bidi-font-weight: bold;"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Analytic Network Process).</i>
Bogor: Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Segrado, Chiara. 2005.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Islamic Microfinance and Socially Responsible Investments. </i>Torino:</span><span style="font-family: "timesnewroman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Media Project </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Microfinance at the University of Torino</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Soursourian, Matthew <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dkk</i>. 2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Current Trends in
International Funding for Financial Inclusion.</i> Washington, DC: CGAP</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tunggal,
Amin Widjaja. 2016. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Enterprise Risk
Management.</i> Jakarta: Harvarindo</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Agustianto. “Strategi Nasional Literasi Keuangan
Syariah Indonesia (Bagian 6-Penutup)”. (Diakses dari: </span><a href="http://www.agustiantocentre.com/?p=1684"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://www.agustiantocentre.com/?p=1684</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Fadilah,
Syarif. “<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Risiko Mengintai Branchless
Banking”<b>. </b>(Diakses dari: </span></span><a href="http://stabilitas.co.id/home/detail/risiko-mengintai-brachless-banking"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://stabilitas.co.id/home/detail/risiko-mengintai-brachless-banking</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hardjosentono, Purwoko.</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
“Laku Pandai, Peluang Bisnis bagi Masyarakat dan Bank Syariah”. (Diakses dari: </span><a href="http://www.kompasiana.com/purwoko/laku-pandai-peluang-bisnis-bagi-masyarakat-dan-bank%20syariah572976c4e5afbd2805b20b2e"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://www.kompasiana.com/purwoko/laku-pandai-peluang-bisnis-bagi-masyarakat-dan-bank
syariah572976c4e5afbd2805b20b2e</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Habibie, Yasin. “Refleksi Setahun Laku Pandai”
(Diakses dari: </span><a href="http://www.republika.co.id/berita/koran/pareto/16/04/07/o59ac76-refleksi-setahun-laku-pandai"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://www.republika.co.id/berita/koran/pareto/16/04/07/o59ac76-refleksi-setahun-laku-pandai</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nurmalika, Devie. “Menanti Laku Pandai untuk Bank
Syariah” (Diakses dari: </span><a href="http://deviealika.blogspot.com/2015/06/menanti-laku-pandai-untuk-bank-syariah.html"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://deviealika.blogspot.com/2015/06/menanti-laku-pandai-untuk-bank-syariah.html</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Syah, Herman. “Bank Syariah: Lokomotif Inklusi
Keuangan”. (Diakses dari: </span><a href="http://www.kompasiana.com/herman_syah/bank-syariah-lokomotif-inklusi-keuangan_54f84424a33311c27b8b5771"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://www.kompasiana.com/herman_syah/bank-syariah-lokomotif-inklusi-keuangan_54f84424a33311c27b8b5771</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suharso,
Yudi. “<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Kapan Bank Syariah Luncurkan Laku
Pandai?” </span>(Diakses dari: </span><a href="http://keuangansyariah.mysharing.co/kapan-bank-syariah-luncurkan-laku-pandai/"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://keuangansyariah.mysharing.co/kapan-bank-syariah-luncurkan-laku-pandai/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">,
pada 01 Juni 2016)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suharso, Yudi. “Keuangan Syariah dan Keuangan
Inklusif Bisa Bersinergi” (Diakses dari: </span><a href="http://mysharing.co/keuangan-syariah-bisa-berperan-besar-dalam-keuangan-inklusif/"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://mysharing.co/keuangan-syariah-bisa-berperan-besar-dalam-keuangan-inklusif/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suharso, Yudi. “Peran Keuangan Syariah dalam
Keuangan Inklusif” (Diakses dari: </span><a href="http://mysharing.co/keuangan-syariah-bisa-berperan-besar-dalam-keuangan-inklusif/"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://mysharing.co/keuangan-syariah-bisa-berperan-besar-dalam-keuangan-inklusif/</span></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">, pada 01 Juni 2016</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -40.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>

Mengembalikan Peran Perbankan Syariah dalam Keuangan Inklusif melalui Program LAKU PANDAI

Oleh : Nurhasanudin, Student of Sharia Banking, Islamic Economic, UIN Jakarta BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagian be...

Baca selengkapnya »

08.15